wibiya widget

Rabu, 11 Agustus 2010

Memainkan Opini "Mengatasi Masalah dengan Masalah"

Saya jadi ingat dengan moto dari Pegadaian " Mengatasi Masalah Tanpa Masalah" tapi kok berbeda sekali dengan apa yang terjadi di negara ini...
Masalah muncul ada tanpa jelas kemudian ujungnya, suatu amasalah berakhir setalah tidak rame lagi, ibarat sinetronm kalo ratingnya menurun dan gak laku biasanya pindah jam tayang, atau sebenatra lagi episodenya berakhir. Begitupun kasus-kasus di negeri ini, opini atau berita akan padam setelah jenuhnya opini masyarakat tentang masalah itu, dan siap-siapalah digantikan oleh episode baru , masalah baru...
Misalkan sekarang episode baru tentang Penangkapan Abu Bakar Baasir yang penuh kontoversi, episode sebelumnya adalah Teror Bom Gas Elpiji, Sebelumnya Rekening Gemuk Para Jendral Polisi, ada lagi yang cuup Penomenal dan episode ini mendapat rating yang cukup tinggi yaitu kasus Video mesum Ariel, dan episode-episode lainnya yang sengaja dihadirkan untuk menutupi kasus yang lebih besar lagi yang mungkin mengancam kepentingan penguasa yang lebih besar lagi, misalkan salah satu contohnya kasus Bank Century yang mungkin akan berujung pada dana Tim Sukses atau apa... walau juga entahlah hanya mereka yang tahu... yang jelas masyakat tidak boleh tahu.

Di negara yang totaliter media menjadi alat filterisasi informasi, mana yang boleh diketahui oleh masyarakat dan mana yang tidak boleh, sebagai contoh yang baru saja terjadi ketika Korea Utara memutus Siaran Langsung pertandingan FIFA di Afrika Selatan ketika bertanding dengan Portugal dengan skor 7-0, bahkan ketika skor 4-0 siaran langsung langsung diputus.
Lalu bagaimana dengan negara demokrasi yang begitu bebas ini, pemerintah tidak bisa menghentikan siaran seenaknya saja seperti di Korea Utara. Namun dengan cara yang berbeda.
Ketika laju informasi sebitu sulit dibendung, dan akses informasi terjadap masyarakat tidak boleh ditutup maka cara yang bisa ditempuh dengan mengisi berita itu dan menghujani media dengan berbagai masalah yang harus diangkat untuk menutupi masalah yang lain.

Sehingga yang terjadi di negeri ini media dujani oleh berbagai masalah yang mungkin segaja dibuat untuk menutupi masalah yang lain, sehingga opini publik tertuju pada masalah yang disekenariokan oleh pihak tertentu.
Semua masalah yang terjadi di negeri ini ada sutradaranya, dimana dia duduk manis merancang semua opini publik, masalah mana yang harus dimunculkan, media apa yang harus meliput, menganalisa apakah masalah yang dia angkat ratingnya tinggi atau tidak, apakah perlu diganting dengan episode baru atau tidak, dan lainnya.
Yang Jelas kita sebagai masyarakat yang mengkonsumsi itu adalah korban dan ingat untuk harga sebuah opini kadang membutuhkan tumbal, siapa yanag akan ditumbalkan... mungkin anda.... WASPADALAH....!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.